Tentang Impianku dan Kamu





Akan kujelaskan sedikit tantang apa yang aku impikan suatu saat nanti dengan dirimu. Sebuah impian yang semoga direalisasikan Tuhan. Baiklah kira-kira begini.

Nanti, kita akan pindah di sebuah kota kecil yang jauh dari hiru pikuk kendaraan bermotor. Tempat sejuk dimana saya bisa menikmati minuman yang membuat diri ini memiliki satu kesamaan yang absolut denganmu. Membangun sebuah kedai kopi sederhana yang kita urus bersama. 

Sepulang kerja, melihat kamu duduk di teras rumah dengan daster dan jilbab panjangmu. Kamu tersenyum manis dengan wajah cantik tanpa polesan make-up sedikitpun, titik. Tak akan aku sia-siakan nikmat yang setiap hari kupandangi itu. Kamu membuat secangkir kopi panas, menikmati quality time denganmu, mendengar suara jangkrik di sela-sela lampu kampung yang mulai menyala. 


Di akhir pekan kita akan mengurus kedai kopi itu berdua. Menjadikan waktu spesial, melayani tiap pengunjung yang mampir dan akan menjadi minuman favorit mereka. Dan aku berani menjamin minuman yang berhasil kamu hidangkan akan membuat siapa saja yang menikmati ingin mengulang kembali kunjungannya.


Di saat satu-persatu dagangan kita habis terjual. Setelah aku menutup kedai, kubonceng kamu dengan sepeda kumbang ke arah jalan pulang. Katamu, “pelan-pelan saja sayang, aku ingin menikmati perjalanan kita di penghujung petang ini.” Jawabku, “iya, aku pun tak ingin perjalanan ini cepat berlalu.”


Apakah impian ini terlalu tinggi? Entahlah aku tidak bisa berkata apa-apa. Yang, jelas untuk seorang yang nanti berada dalam pelukan, kamu adalah sebaik-baiknya kepastian yang telah digariskan Tuhan.